- Pelatihan Operasional dan Pengolahan Data Drone untuk Mendukung Pemanfaatan Air Bawah Tanah di Wilayah Karst
- Strategi dan Kebijakan Pengelolaan DAS Berbasis Masyarakat untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
- Benang Kusut Tata Ruang, Hulu Bencana Banjir dan Longsor
- Nilai Properti di Daerah Terdampak Banjir Turun 20 Persen
- Langgar Tata Ruang, Bencana Banjir dan Longsor Pun Berulang
Pelanggaran Tata Ruang di DAS Berisiko Tinggi
JURNALISME DATA (5)
24 Februari 2023
Luas perubahan lahan terbuka menjadi lahan terbangun dan adanya pelanggaran aturan tata ruang banyak ditemukan di daerah aliran sungai Citarum dan Barito. Kedua DAS ini memiliki risiko bahaya bencana banjir dan longsor tertinggi di Indonesia. Pengendalian dan penertiban aturan tata ruang masih tumpul.
Dengan menggunakan data Global Human Settlement Layer tahun 2000 dan 2020 di DAS Citarum dan Barito yang sudah ditumpang susun, Tim Jurnalisme Data Harian Kompas menemukan ada penambahan lahan terbangun atau lahan yang sudah ditutupi berbagai jenis bangunan fisik yang cukup masif. Dalam rentang waktu yang sama, hal serupa juga terjadi di DAS Barito. DAS Citarum dan Barito memiliki skor indeks risiko bahaya bencana hidrometeorologi tertinggi di Indonesia dengan skor 0,74 dan 0,62.
Luas dan masifnya pertumbuhan lahan terbangun di kedua DAS tidak semuanya sesuai dengan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Hasil analisis Kompas, ada 25.132 hektar atau 22,3 persen lahan terbangun di DAS Citarum yang tidak sesuai peruntukannya. Sementara pada DAS Barito, terdapat 9.916 hektar lahan terbangun atau 21,9 persen yang tidak sesuai peruntukannya.
Pada DAS Citarum, ketidaksesuaian fungsi lahan paling banyak terjadi di lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Pada DAS Barito, lahan yang sudah tertutup bangunan fisik paling banyak ada di areal pertanian pangan dan hortilkultura sempadan sungai/waduk/situ, perkebunan, serta hutan produksi atau hutan rakyat.
Analisis tumpang susun data GHSL dengan data digital elevation model atau peta ketinggian (DEMNAS) dari Badan Informasi Geospasial juga menemukan lahan terbangun yang berada di kelerengan sangat curam atau kemiringan lebih dari 24 derajat (45 persen).
DAS Citarum mendapat perhatian pemerintah pusat melalui Program Citarum Harum Ada 11 program yang dilakukan untuk memulihkan Sungai Citarum. Salah satunya melalui penataan ruang dan pendataan ketidaksesuaian pemanfaatan ruang di DAS Citarum.
Sumber : https://www.kompas.id/baca/investigasi/2023/02/23/pelanggaran-tata-ruang-di-das-paling-berisiko